sumber swaramuslim.com
Oleh Qosim Nursheha Dzulhadi *)
imageDalam situs pribadinya, Ulil Abshar-Abdallah menulis satu artikel tentang cara membaca Kitab “Suci” –baik Al-Qur’an maupun yang lainnya. ( Memahami Kitab-Kitab “Suci” secara non-apologetik ). Dalam artikelnya itu, Ulil menolak pembaca Kitab “Suci” secara apologetic. Karenanya dia mengusulkan bagaimana membaca kitab “suci” itu secara non-apologetik. Dia merasa terganggu oleh kalangan umat Islam yang banyak menunjukan kontradiksi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Karena menurutnya, itu hanya usaha untuk menunjukkan kehebatan Al-Qur’an.
Artikel ini, hemat penulis, perlu dicermati karena menyangkut otentisitas Al-Qur’an. Selain itu, ada semacam usaha Ulil untuk “menyamakan” antara Al-Qur’an dengan kitab-kita agama lain –khususnya Bible.
Di sini akan penulis kutip beberapa pernyataan Ulil yang penting untuk dikritisi.
Di awal artikelnya, ulil menulis:
“SAYA sering terganggu oleh sikap beberapa kalangan Muslim apologetik yang dengan mudah menunjukkan adanya kontradiksi dalam Kitab Perjanjian Lama dan Baru. Dengan gigih sekali mereka mencoba memperlihatkan bahwa dalam dua kitab “suci” itu tersua sejumlah pertentangan internal.
(more…)