Memuat berita yang memihak kepada ISLAM

Desember 13, 2008

Kebenaran yang Hilang: Menghilangkan Kebenaran? [3]

sumber dari hidayatullah.com
[Catatan atas terbitnya buku “Kebenaran yang Hilang” karangan Farag Fouda oleh Yayasan Wakaf Paramadina] Bagian 3-Habis

Oleh : Abduh Zulfidar Akaha*

Abdurrahman bin Auf Tidak Pernah Memberontak

Entah dari mana asalnya Farag Fouda bisa mengatakan bahwa Abdurrahman bin Auf hendak mengangkat senjata memberontak Utsman, bahkan dia mempersilakan Ali serta memprovokasi para sahabatnya agar segera memberontak terhadap kekuasaan Utsman. Memang ada sebuah sumber yang disebutkan, yakni sebuah buku karangan Thaha Husain. Tetapi, Thaha Husain sama saja dengan Farag Fouda: sama-sama sekular dan sama-sama hobi mengacak-acak agama. Jadi, jeruk makan jeruk. Bahkan, bisa jadi sumber asal yang dipakai Thaha Husein bukanlah sumber beneran, melainkan hasil imajinasi sesatnya belaka, alias sumber yang asal-asalan.

Terdapat segudang alasan kenapa Abdurrahman bin Auf tidak pernah mempersilakan Ali untuk memberontak, berniat memberontak, dan menyuruh para sahabatnya untuk memberontak terhadap Utsman. Di antaranya, alasan pertama; Abdurrahman bin Auf adalah saudara iparnya Utsman bin Affan. Istri Abdurrahman yang bernama Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu’aith adalah saudara perempuan Utsman bin Affan seibu. Ibu Utsman dan juga ibu Ummu Kultsum adalah Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah.

Meskipun bisa saja antar sesama saudara bermusuhan, namun untuk kasus ini, tampaknya sulit terjadi. Sebab, tidak ada faktor yang membuat Abdurrahman bin Auf harus memusuhi Utsman, dan juga tidak ada riwayat shahih yang mengatakan adanya permusuhan antara Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan.

Alasan kedua; Pada masa Umar, Abdurrahman bin Auf diangkat sebagai pemimpin haji kaum muslimin. Dan pada masa Utsman, Abdurrahman bin Auf juga masih dipercaya oleh Utsman sebagai pemimpin haji kaum muslimin. Artinya, jika Abdurrahman bin Auf menunjukkan sikap perlawanan dan penentangannya terhadap Utsman, tentu Utsman tidak akan memberikan kepercayaan besar ini kepadanya.

Alasan Ketiga; Al-Miswar bin Makhramah menceritakan, bahwa salah satu tanah milik Abdurrahman bin Auf pernah dibeli oleh Utsman bin Affan seharga empat puluh ribu dinar. Oleh Abdurrahman, uang tersebut dibagikan semuanya kepada orang-orang miskin dari Bani Zuhrah, istri-istri Nabi, dan orang-orang yang membutuhkan. Saat Al-Miswar menemui Aisyah untuk memberikan bagiannya, ia bertanya, “Dari siapa ini?” Kata Al-Miswar, “Dari Abdurrahman bin Auf.” Aisyah berkata, “Semoga Allah memberikan minum kepada Ibnu Auf dari mata air surga.” (more…)

Kebenaran yang Hilang: Menghilangkan Kebenaran? [2]

Filed under: Seputar pemikiran islam — Tag:, , , — iaaj @ 8:59 am

sumber dari hidayatullah.com
[Catatan atas terbitnya buku “Kebenaran yang Hilang” karangan Farag Fouda oleh Yayasan Wakaf Paramadina] Bagian 2

Oleh : Abduh Zulfidar Akaha*

Keshahihan Hadits Kepemimpinan Quraisy

Pada bagian lain, kekesatan buku Faraq Fouda adalah kelicikannya menggiring pembaca untuk menafikan hadits dengan memelintirkan sejarah. Fouda berkata;

“Karena itu untuk membantah hal ini, tidak ada jalan keluar bagi anda kecuali mencermati kembali kasus perkumpulan Tsaqifah Bani Saidah di kota Madinah. Saat itu, kaum Anshar telah berkumpul untuk mengangkat Saad bin Ubadah sebagai pemimpin mereka setelah mangkatnya Rasulullah. Karena itu, Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah al-Jarrah segera berangkat ke sana untuk mencalonkan Abu Bakar. Ketika itu terjadi polemik panjang antara kedua kubu sampai terpilihnya Abu Bakar. Ketika anda mencermati polemik yang berkembang saat itu, ajaibnya anda tidak menemukan sama sekali penggunaan hadis Nabi. Artinya, kalau hadis itu benar-benar shahih, tidak mungkin Saad bin Ubadah, pemuka Khazraj, akan mencalonkan dirinya untuk menggantikan kepemimpinan Rasulullah. Abu Bakar, Umar, dan al-jarrah, pun mencukupkan diri dengan mempersiapkan perdebatan yang sehat. Mereka tidak menyebut-nyebut hadis sama sekali,19 padahal – jika hadis itu memang ada – itu akan menjadi senjata ampuh yang akan segera mengakhiri polemik.”

Perkataan Fouda, “Karena itu, Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah al-Jarrah segera berangkat ke sana untuk mencalonkan Abu Bakar,” adalah salah satu contoh perkataan ngawur, tidak berdasar, dan tidak berbau ilmiah sama sekali. Sungguh, tidak ada satu pun bukti yang menunjukkan bahwa kepergian tiga orang tokoh sahabat ke Saqifah Bani Saidah ini untuk mencalonkan Abu Bakar.

Faktanya (al-haqiqah), justru waktu itu Abu Bakar mempersilakan para sahabat untuk memilih salah satu antara Umar atau Abu Ubaidah.
(more…)

Kebenaran yang Hilang Atau Menghilangkan Kebenaran?

Filed under: Seputar pemikiran islam — Tag:, , — iaaj @ 8:56 am

sumber dari hidayatullah.com
[Catatan atas terbitnya buku “Kebenaran yang Hilang” karangan Farag Fouda oleh Yayasan Wakaf Paramadina] Bagian 1

Oleh : Abduh Zulfidar Akaha*

Belum lama ini, sebuah buku berjudulkarya Farag Fouda berujudul asli al-Haqiqah al-Ghaybah, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Yayasan Wakaf Paramadina. Judulnya, “Kebenaran yang Hilang: Sisi Kelam Praktik Politik dan Kekuasaan dalam Sejarah Kaum Muslimin”. Buku ini penuh dengan tuduhan buruk terhadap sahabat Nabi.

Farag Fouda yang dihukumi murtad oleh Syaikh Muhammad Al-Ghazali rahimahullah dan diamini oleh para ulama Al-Azhar ini, mengawali bukunya dengan sebuah mukadimah yang ‘jujur’. Tergambar dengan gamblang di sana, bagaimana niat Fouda sesungguhnya dalam mengarang buku ini; sebuah niat yang buruk.

Setidaknya, terlihat dari bunyi beberapa kalimat pembuka mukadimahnya, “Perbincangan ini nanti akan dikritik oleh banyak orang. Sebab, mereka hanya senang mendengar apa yang disukai. Bagaimanapun, diri ini memang cenderung pada apa yang disukai dan membenarkan apa yang sudah mapan, sehingga ia sulit menerima versi yang lain sekalipun terbukti ia adalah benar… dst.” (more…)

Desember 12, 2008

Wajah Barat

Ditulis Oleh Hamid Fahmy Zarkasyi
sumber dari insistnet.com

Suatu hari David Thomas, Pendeta dan Professor teologi di Selly Oak College, Universitas Birmingham, Inggris ditanya seorang mahasiswanya yang Muslim.

“Are you happy with the Western civilization?” “No, not at all” jawabnya tegas.

“Why?” tanyanya. Sebab, paparnya, Barat dan orang-orang Barat maju dan berkembang bukan karena Kristen.

Bos pabrik cokelat Cadbury, katanya mencontohkan, menyumbang dana jutaan Poundsterling untuk membangun perpustakaan Selly Oak bukan karena ia seorang Kristen, tapi karena ia kaya dan punya dana sosial lebih.

Jawaban Thomas mengungkap fakta sejarah. Barat bukan Kristen. Sejarawan Barat seperti Onians, R.B, Arthur, W.H.A, Jones, W.T.C, atau William McNeill, umumnya menganggap “Ionia is the cradle of Western civilization” dan Bukan Kristen. Agama Kristen malahan telah ter-Baratkan. Thomas sepertinya ingin mengatakan bahwa Barat tidak lahir dari pandangan hidup Kristen.

Sosoknya mulai nampak ketika marah dan protes terhadap otoritas gereja. Agama dipaksa duduk manis di ruang gereja dan tidak boleh ikut campur dalam ruang publik. Diskursus teologi hanya boleh dilakukan dengan bisik-bisik. Tapi orang boleh teriak anti agama. Hegemoni diganti dengan hegemoni. Barat adalah alam pikiran dan pandangan hidup. (more…)

September 13, 2008

HAM dan Hak Menyalahi Aturan

sumber http://www.insistnet.com
Ditulis Oleh Henri Shalahuddin
Bagi sejumlah kalangan liberal radikal, HAM selalu dijadikan tameng pembenar untuk mendobrak segala peraturan yang telah mapan. Meskipun pada dasarnya, tindakan anti kemapanan ini juga tergolong bentuk lain dari pemapanan. Dalam kehidupan beragama misalnya, HAM seolah-olah dijadikan hakim tertinggi untuk menilai validitas sebuah agama dan pembatas ruang geraknya, terlebih jika terkait dengan ruang publik. Sebab bagi kalangan liberal yang kafah, akal kolektif telah menggeser kedudukan Tuhan. Agama yang merupakan manifestasi ajaran Tuhan digugat oleh para pemikir post-modern dengan cara mereduksi makna nilai yang dipandang absolut oleh masyarakat, sehingga agama sebatas menjadi urusan individu.

Anehnya, cara pandang posmodernisme Barat seperti ini justru dikembangkan di perguruan tinggi Indonesia. Di acara Studium Generale Program Pascasarjana Departemen Sosiologi FISIP UI semester gasal 2008/2009, pada 4 September 2008 yang baru lalu, seorang profesor yang juga peraih International Women of Courage Award dari pemerintah Amerika Serikat, dalam makalahnya bertemakan: “Implementasi Hak Kebebasan Beragama di Indonesia: Suatu Telaah Sosiologis” secara tegas mengkampanyekan pandangan pemikir posmoderinis Barat terhadap agama.

Di awal makalahnya, dia mengkritisi akan keterbatasan agama sebagai dasar ideologi NKRI, lalu menyimpulkan sebagai berikut: “Memilih agama sebagai ideologi negara akan sangat problematik. Sebab, secara sosiologis, bicara soal agama berarti bicara soal tafsir, dan bicara soal tafsir pasti sangat beragam, tidak pernah tunggal. Problemnya, tafsir mana yang akan dipedomi pemerintah?”
(more…)

September 5, 2008

Teologi Apologetik dalam Membaca “Kitab Suci”

sumber swaramuslim.com
Oleh Qosim Nursheha Dzulhadi *)
imageDalam situs pribadinya, Ulil Abshar-Abdallah menulis satu artikel tentang cara membaca Kitab “Suci” –baik Al-Qur’an maupun yang lainnya. ( Memahami Kitab-Kitab “Suci” secara non-apologetik ). Dalam artikelnya itu, Ulil menolak pembaca Kitab “Suci” secara apologetic. Karenanya dia mengusulkan bagaimana membaca kitab “suci” itu secara non-apologetik. Dia merasa terganggu oleh kalangan umat Islam yang banyak menunjukan kontradiksi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Karena menurutnya, itu hanya usaha untuk menunjukkan kehebatan Al-Qur’an.

Artikel ini, hemat penulis, perlu dicermati karena menyangkut otentisitas Al-Qur’an. Selain itu, ada semacam usaha Ulil untuk “menyamakan” antara Al-Qur’an dengan kitab-kita agama lain –khususnya Bible.
Di sini akan penulis kutip beberapa pernyataan Ulil yang penting untuk dikritisi.
Di awal artikelnya, ulil menulis:
“SAYA sering terganggu oleh sikap beberapa kalangan Muslim apologetik yang dengan mudah menunjukkan adanya kontradiksi dalam Kitab Perjanjian Lama dan Baru. Dengan gigih sekali mereka mencoba memperlihatkan bahwa dalam dua kitab “suci” itu tersua sejumlah pertentangan internal.
(more…)

Hati-Hati terhadap Virus Liberalisme

sumber swaramuslim.com
Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengakui kualitas keimanan umat Muslim di tanah air sedang menghadapi penggembosan dari dalam, sehingga perlu dihadapi dengan serius. “Perlawanan harus dilakukan dengan serius, ” kata Maftuh di Kendari, Selasa (5/8).

Ia mengingatkan, umat Muslim harus meningkatkan kualitas keimanan, karena akhir-akhir ini ada beberapa kalangan Muslim yang belajar di negara tertentu (baca: kaum liberal) berupaya menunjukkan jati dirinya sebagai orang cerdik pandai. Namun, cara yang dilakukan oleh yang bersangkutan adalah memberikan argumentasi yang seolah-olah rasional terhadap hal hal yang sudah menjadi kesepakatan para ulama.

Pendapat yang di luar kesepakatan itu, dicontohkan Maftuh, misalnya dalam pelaksanaan ibadah haji yang dapat dilakukan setiap bulan. Padahal, ibadah haji itu hanya dapat dilakukan setahun sekali dan waktunya pun sudah ditentukan, antara 1 Syawal sampai 9 Dzulhijah. (more…)

Juni 23, 2008

Mengapa Masa Depan Milik Islam? [2]

sumber hidayatullah.com
Majalah Maclean, menghadapi kasus hukum karena tulisan kebencian kepada Islam. Tapi di AS, menghina agama minoritas dilindungi konstitusi. Ini ditiru kaum liberal Indonesia. Mengapa polisi tak obyektif dalam kasus Monas? [tulisan kedua]

Oleh: Amran Nasution
ImageThere is no free-lunch. Sungguh sial nasib sebuah bangsa yang tergantung bantuan asing. Sejumlah anggota FPI yang diperiksa menolak menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP) sebagai protes atas ketidak-adilan polisi. Sampai sekarang belum satu pun tokoh AKKBB yang menjadi tersangka. Padahal mereka dituduh melakukan provokasi. (more…)

Juni 21, 2008

Pastur di London Nikah Sesama Jenis

sumber alislamu.com
Gereja Inggeris mengumumkan, dua orang pastur yang termasuk kelompok penyimpang seksual telah melalaikan kewajibannya. Hal itu, setelah keduanya menikah sesama jenis dan saling memberi tanda pernikahan dalam sebuah ritual keagamaan yang belum pernah disaksikan oleh pihak gereja sebelumnya.
Seperti yang dilansir surat kabar ‘Sunday Telegraph,’ kedua pastur itu, yaitu Peter Sainsbury dan David Lord menikah di salah satu gereja tertua di Inggeris, yaitu gereja St. Brtolomo, yang merupakan gereja terbesar di ibukota Inggeris, London.
(more…)

Juni 16, 2008

Kubu Liberal Versus Islam, Pasca Monas

Filed under: Berita Islam, Seputar pemikiran islam — Tag:, , , , — iaaj @ 4:37 am

sumber eramuslim.com
Tanggal 9 Juni 2008 Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Kejaksaan Agung yang ditunggu sejak pertengahan April lalu akhirnya keluar. Namun, “Tidak ada pembubaran atau pembekuan (Ahmadiyah, red.). Bila melanggar SKB, baru dibekukan, ” ujar Jaksa Agung Suparman Supandji (10/6/08).

Hal senada disampaikan Menteri Agama Maftuh Basuni. Keputusan dalam SKB itu di antaranya berbunyi: Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), sepanjang mengaku beragama Islam, untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam, yaitu penyebaran paham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad saw. (more…)

Juni 11, 2008

Di Balik Insiden Monas 1 Juni 2008

Oleh Ihsan Tandjung

Apa kaitan antara Insiden Monas 1 Juni 2008 dengan Penetrasi Ideologi? Apa kaitan antara FPI, AKKBB, Ahmadiyah, Pemerintah SBY-YK, Negara Amerika Serikat dengan Penetrasi Ideologi?

Di balik Insiden Monas tersebut terdapat cukup banyak perkara yang bisa kita inter-relate satu sama lain. Siapa sesungguhnya yang memperoleh ”keuntungan” dari terjadinya peristiwa yang konon semakin merusak citra negara Indonesia di mata dunia? (more…)

Juni 9, 2008

Di Balik Insiden Monas 1 Juni 2008

sumber eramuslim.com
Oleh Ihsan Tandjung
Apa kaitan antara Insiden Monas 1 Juni 2008 dengan Penetrasi Ideologi? Apa kaitan antara FPI, AKKBB, Ahmadiyah, Pemerintah SBY-YK, Negara Amerika Serikat dengan Penetrasi Ideologi?

Di balik Insiden Monas tersebut terdapat cukup banyak perkara yang bisa kita inter-relate satu sama lain. Siapa sesungguhnya yang memperoleh ”keuntungan” dari terjadinya peristiwa yang konon semakin merusak citra negara Indonesia di mata dunia? (more…)

Juni 8, 2008

Insiden Monas, Upaya Pembunuhan Karakter Umat Islam

sumber alislamu.com
Tuntutan terhadap pembubaran Ahmadiyah dan counter terhadap isu yang mendiskreditkan kelompok Islam tidak harus dilakukan dengan turun ke jalan. Ba’da Sholat Jum’at, sekitar 200 orang menghadiri Tabligh Akbar bertajuk Membangun Ukhuwah dan Kesatuan Umat Menolak Adu Domba, yang diselenggarakan Forum Umat Islam. Acara tersebut diisi dengan tausyiah dari tokoh-tokoh Islam, dalam menyikapi Insiden Monas yang di mana tampak indikasi upaya untuk memecahbelah umat Islam.
(more…)

Older Posts »

Blog di WordPress.com.